SELAMAT DATANG







Jumat, 19 Maret 2010

PONDASI BORED PILE

Bored pile ini mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1.Ringkas dan praktis sehingga mudah dan murah dalam mobilisasinya.
2.Mudah dioperasionalkan pada medan-medan yang sulit seperti :
- Daerah rawa-rawa
- Di atas sungai dan laut.
- Daerah yang berbukit atau pegunungan.
3.Tidak menimbulkan getaran. Hal ini sangat penting, terutama untuk pembuatan pondasi di daerah perkotaan yang bangunannya cukup rapat dan tidak memungkinkan dipakainya tiang pancang.

Kemampuan mesin bored pile ini secara umum adalah sebagai berikut :
1.Dapat melakukan pengeboran mulai dari diameter 30 cm sampai dengan 100 cm
2.Kedalam pengeboran dapat mencapai 30 meter atau bahkan lebih (sesuai kondisi tanah dan kedalaman tanah keras di daerah tersebut).
3.Dapat dioperasionalkan dengan dua cara, baik sistem wash boring maupun dry drilling tergantung kedalaman air tanah di daerah tersebut. Kedalaman pengeboran dapat mencapai 30 meter atau bahkan lebih (sesuai kondisi tanah dan kedalaman tanah keras di daerah tersebut).
4.Kapasitas pengeboran per unit mesin bor, jam kerja normal (8 jam kerja) dapat menyelesaikan pekerjaan pengeboran dan pengecoran dalam ukuran volume beton sebanyak 2-5 M3 dengan sistem wash boring dan 1-3 M3 dengan sistem dry drilling.
5.Kecepatan pelaksanaan pekerjaan tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
- Kondisi lapisan tanah setempat
- Lokasi kerja
- Kelancaran pasokan material
- Cuaca dll.

SPESIFIKASI TEKNIS ALAT BOR :
a. Rangka Mesin
•Rangka mesin ini mempunyai lebar 1,20 meter dengan panjang 3,00 meter terbuat dari besi kanal UNP yang berfungsi sebagai dudukan winch dan diesel penggerak.
•Menara bor yang ditempatkan pada ujung rangka, terbuat dari pipa besi galvanis ber-diameter 3-4 inch dengan ketebalan medium SII, berfungsi sebagai line / pengarah gear box terutama untuk pelurus vertikal pada saat pengeboran. Panjang menara bor ini bervariasi antara 6 sampai 9 meter tergantung kondisi lapangan. Kadang menara bor dipotong pendek apabila harus dioperasikan di dalam ruangan yang tingginya terbatas. Menara bor ini berfungsi juga sebagai penahan kerangka tulangan bored pile saat akan dimasukkan ke lubang bor. Kerangka tulangan bored pile yang dapat ditarik panjang maksimumnya 12 meter.
b. Penggerak Bor
Rotasi pengeboran digerakkan oleh elektromotor kapasitas 7,50 HP dengan kecepatan rotasi 1.500 rpm. Rotasi ini diperlambat dengan speed reducer dengan ratio 1 : 40 sehingga diperoleh out put 90 kgm pada 37,50 rpm.
Sumber listrik penggerak elektro diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel berkapasitas 10 sampai dengan 15 KVA.
c. Pipa Bor / Rod
Pipa / Rod bor terbuat dari pipa besi galvanis / baja diameter 2,50 ” dengan ketebalan medium SII, yang mempunyai kekuatan moment torsi > 90 kgm.
d. Mata bor
Jenis mata bor yang dipakai disesuaikan dengan kondisi tanah yang dibor. Ada 2 jenis mata bor yang sering dipakai, antara lain :
Cross bit
Digunakan pada pengeboran dengan sistem wash boring, disini air berfungsi sebagai media pengangkut / pendorong tanah hasil pengeboran.
Bor Spiral
Digunakan pada saat pengeboran dengan sistem dry drilling
e. Katrol / Diesel Winch
Diesel winch yang dipakai, dilengkapi dengan tambang baja (wire rope) yang mempunyai kekuatan angkat 2 ton dengan kecepatan 8 meter / per menit.
f. Pompa
Pompa hanya digunakan pada sistem wash boring. Dalam hal ini sering dipakai pompa sentrifugal yang berdiameter isap 3″ dan mempunyai tekanan 1,1 kg/cm2 yang dihubungkan ke stang bor menggunakan selang tekan berdiameter 2″.
g. Corong Cor
Corong cor digunakan sebagai penampung adukan beton yang akan dimasukkan ke dalam pipa tremi. Corong cor ini terbuat dari plat besi tebal 3 mm dan ber diameter 60 cm. Penyambungan corong cor dengan pipa tremie memakai sistem drat.
h. Pipa Tremi
Pipa tremi sebagai penghantar adukan beton terbuat dari pipa galvanis berdiameter 6 ” dengan ketebalan medium SII, panjang setiap pipa 2 meter yang disambung dengan sistem drat
i. Alat Bantu
Alat bantu yang sering diperlukan dalam pekerjaan pengeboran antara lain :
- Kunci pipa dan kunci rantai
- Kunci pas dan kunci inggris
- Cangkul, linggis, ember
- Travo las, gerinda potong
- Gegep dll.
j. Roller / Perakit Baja Tulangan :
Roller adalah alat untuk menggulung tulangan spiral jarak / sengkang spiral. Biasanya yang digunakan untuk spiral adalah tulangan polos karena baja tulangan ini memiliki sifat elastis. Diameter roller dibuat lebih kecil dari diameter bored pile sehingga didapat selimut / penutup beton yang tebalnya sekitar 5 – 7,5 cm. Untuk pemotongan dan pembengkok baja tulangan biasa digunakan mesin potong atau gunting tulangan konvensional. Untuk mengikat baja tulangan digunakan kawat beton dengan memakai alat gegep atau tang

MATERIAL BORED PILE :
Material bored pile terdiri dari :
a. Beton :
• Cement Portland type 1.
• Aggregate kasar dari batu pecah / crushed stone ukuran 1 - 2 cm dan 2 - 3 cm.
• Aggregate halus / pasir ukuran 0,1 - 4 mm dan bergradasi baik.
Pencampurannya diaduk memakai mixer dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3 atau disesuaikan dengan hasil trial mix dari laboratorium.
Catatan : Apabila memungkinkan disarankan memakai beton readymix .
b. Baja Tulangan :
• Untuk tulangan pokok biasanya digunakan besi ulir BJTD 30 - 40
• Untuk spiral / sengkang biasanya digunakan besi polos BJTD 24 atau tergantung kebutuhan struktur bangunan diatasnya.
c. Air :
Air yang digunakan adalah air bersih sesuai ketentuan Peraturan Beton Indonesia .
ALAT PENGADUK BETON :
• Untuk beton digunakan beton ready mix atau beton site mix. Pengadukan beton,site mix menggunakan mixer beton kapasitas minimal 0,125 M3 sekali aduk yang digerakkan dengan mesin diesel / elektromotor.
• Alat takar campuran beton dibuat dari kotak kayu / besi plat dengan volume sesuai kebutuhan untuk campuran 1 zak semen.
• Adukan dari mixer beton dituangkan kedalam bak penampung beton yang terbuat dari papan yang kedap air dengan ukuran 1 x 2 x 0,30 cm. Dari bak penampung beton ini, adukan beton diisikan ke corong tremi dengan menggunakan sekop / ember cor.
PROSEDUR :
Prosedur pelaksanaan pekerjaan bored pile secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan :
•Persiapan lahan untuk merakit dan mendirikan mesin bor pada titik yang akan di bor
•Pembuatan sumur air bila di dekat lokasi tersebut tidak terdapat air (untuk pengeboran dengan sistem wash boring).
•Pengadaan bak sirkulasi (untuk pengeboran dengan sistem wash boring).
•Pengadaan material
•Perakitan baja tulangan.
2. Pengeboran :
•Pengeboran dengan sistem dry drilling : tanah dibor dengan menggunakan mata bor spiral dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.
•Pengeboran dengan sistem wash boring : tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa sentrifugal 3″. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap berlangsung terus sampai cutting atau serpihan tanah betul-betul terangkat seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor.
Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang bor diharapkan hasil pengecoran akan baik hasilnya.
3. Pemasangan kerangka Baja Tulangan dan Pipa Tremie.
•Kerangka baja tulangan yang telah dirakit diangkat dengan bantuan diesel winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor.
•Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Apabila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat kawat beton dengan panjang overlap 30 - 40 D atau dengan cara las.
•Setelah rangka baja tulangan terpasang, pipa tremi disambung dan dimasukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
•Apabila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6″ ke diameter 2″. Dengan memompakan air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka runtuhan-runtuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
•Pada saat pembersihan dilakukan, pengadukan beton bisa mulai dilakukan.
4. Pekerjaan Pengecoran :
Setelah pembersihan lubang bagian akhir selesai, head kombinasi dibuka dan diganti corong cor yang disambung dengan pipa tremi.
Pengecoran awal :
Pengecoran adalah bagian akhir dari pekerjaan bored pile dimana langkah pengecoran awal adalah bagian terpenting dari pekerjaan ini.
Prosedur pengecoran yang biasa dilaksanakan pada pekerjaan bored pile adalah sebagai berikut :
1.Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor pada pengecoran awal, digunakan kantong plastik yang telah diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton yang digantung di bagian dalam lubang tremi.
2.Setelah tenaga cor siap, beton ditampung di dalam corong cor dan ditahan oleh bola-bola beton pada kantong plastik. Setelah cukup penuh, bola kantong plastik dilepas sehingga terdorong beton yang ada di dalam lubang tremi. Selanjutnya penuangan beton dilakukan dengan cepat sehingga cukup untuk mendorong air lumpur bor yang ada di dalam lubang tremi. Slump adukan beton untuk bored pile tidak boleh terlalu rendah (minimal 16 cm) sehingga mudah mengalir dan mendorong lumpur yang ada di dalam lubang bor.
3.Pengecoran selanjutnya dilakukan secara kontinyu dan tidak terputus lebih dari 10 menit. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah keluar lubang.
4.Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton biasanya beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, dilakukan hentakan hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu terbenam dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
5.Pipa tremi dilepas setiap 2 meter dan dilakukan setelah pipa tremi naik ke permukaan lubang lebih dari 2 meter.
6.Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan tanah (karena perhitungan adanya galian tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter di atas level rencana bagian atas bored pile (sampai beton pada rencana bagian atas tidak tercampur Lumpur lagi).
7.Pembersihan dan pemasangan kembali.
Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor berikutnya.
TESTING MATERIAL :
1.Semua material yang digunakan seperti : semen, air, aggregat kasar, agregat halus dan besi beton dapat ditest di laboratorium untuk memeriksa kualitasnya.
2.Slump test : pengujian slump biasa dilakukan untuk mengetahui workability adukan beton yang ada.
3.Pengujian kubus : test kubus dengan compressive strength test biasanya dilakukan pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang dihasilkan.
LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYSIS :
Untuk mengetahui daya dukung bored pile biasa dilaksanakan test beban secara langsung (Loading Test) dengan beban minimal 2 kali beban rencana atau test beban secara simulasi (Pile Driving Analysis) dilakukan untuk mengetahui daya dukung sesungguhnya dari tiang yang di test.


PERSONIL :
Pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan bored pile harus dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dan berpengalaman dalam bidang bored pile.

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PROYEK KONSTRUKSI

Sebagai kelengkapan dari dokumen tender, Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ditempatkan sebagai dokumen penting selain gambar rencana. Keberadaannya sangat menentukan kepentingan dari berbagai pihak yang akan terlibat dalam realisasi pekerjaan, dimulai sejak tahap awal dari proses realisasi ide dari pemilik proyek (Owner).

RKS ini diperlukan tidak hanya dalam proyek baru saja, namun juga diperlukan untuk pekerjaan perbaikan dan renovasi bangunan, pekerjaan pemeliharaan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang spesifik seperti listrik, gas dan mesin.

Umumnya isi dari RKS terdiri dari lima bagian, yaitu :

1. Keterangan

2. Penjelasan umum

3. Peraturan teknis

4. Syarat pelaksanaan

5. Praturan administrasi

isi dari ke lima bagian diatas adalah sebagai berikut :

1. KETERANGAN, dalam bagian ini dipaparkan mengenai pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pemberi tugas, konsultan, perencana, konsultan pengawas, kontraktor. Termasuk juga hak dan kewajiban dari setiap pihak yang terlibat. Hal yang kedua dituliskan lampiran-lampiran yang disertakan, dengan menyebutkan macam-macam gambar dan jumlah selengkapnya. Hal ini harus disampaikan sebgai tindakan antisipasi apabila dalam dokument tidak tidak terdapat ketidak lengkapan gambar.

2. PENJELASAN UMUM, hal-hal yang dipaparkan dalam bagian ini antara lain adalah : (a) jenis pekerjaan, informasi tentang pekerjaan yang akan dikerjakan apakah itu bangunan gedung, bangunan jalan, jembatan dan lain sebagainya. (b) peraturan-peraturan yang akan digunakan baik yang bersifat nasional ataupun lokal, penjelasan mengenai berita acara penjelasan pekerjaan dan keputusan akhir yang akan digunakan. (c) status dan batas-batas lokasi pekerjaan beserta patok duga yang digunakan. Hal ini adalah bagian terpenting pada saat kontraktor akan memulai pekerjaannya dikarenakan implikasi-nya sangat besar terhadap pelaksanaan pelaksanaan.

3. PERATURAN TEKNIS, adalah rincian dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dimulai pekerjaan persiapan sampai dengan finishing. Bisa juga disebut Metode Kerja Pelaksanaan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan digunakan beserta persyaratannya.

4. SYARAT PELAKSANAAN, adalah pemjelasan lengkap mengenai : (a) Rencana Pelaksanaan Pekerjaan , misalnya pembuatan Time Schedule, Perlengkapan kantor, ketersediaan obat-obatan, peralatan pemadam kebakaran, Perlengkapan di lapangan sesuai dengan Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. (b) Persyaratan dan Pemeriksaan bahan yang akan digunakan, baik secara visual maupun laboratorium beserta jumlah sample yg harus di uji. (c) Rencana Pengaturan Pelaksanaan ditempat pekerjaan, misalnya letak dan besar kantor proyek dan direksi, system aliran material di lokasi pekerjaan, letak peralatan konstruksi, lokasi barak pekerja, bengkel kerja, dan tempat-tempat penyimpanan material beserta sistemnya.

5. PERATURAN ADMINISTRASI, adalah penjelasan tentang tehnik dan tata cara administrasi yang harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instansi pemilik proyek. Ketentuan administrasi antara proyek swasta dan proyek pemerintah tentunya akan berbeda, esensinya adalah bagaimana cara mempertanggungjawabkan kepada pihak lain. Dalam peraturan administrasi dibedakan pula antara peraturan administrasi keuangan dan teknis. Administrasi keuangan mencakup hal-hal sebagai berikut : Harga penawaran termasuk didalamnya biaya pelelangan, ketentuan apabila terjadi Pekerjaan tambah kurang, persyaratan yang harus dipenuhi dari setiap jenis jaminan yang digunakan (Tender bond, performance bond), ketentuan denda yang disebabkan karena keterlambatan, kelalaian pekerjaan, pemutusan kontrak dan pengaturan pembayaran kepada Kontraktor, resiko akibat kenaikan harga upah dan bahan. Administrasi Teknis memuat hal-hal sebagai berikut: ketentuan apabila terjadi perselisihan beserta cara-cara penyelesaiannya, syarat-syarat penawaran dan pelulusan pekerjaan, tata cara pelelangan, kelengkapan surat penawaran, ketentuan penyampaian dokumen penawaran dan sampul penawaran, syarat peserta lelang dan sangsi yang harus diberikan apabila terjadi pelanggaran, hak sanggah dan kegagalan pelelangan, serta persyaratan pengadaan Subkontraktor dan kualifikasinya. Hal lain yang dijelaskan adalah peraturan penyelenggaraan, misalnya pembuatan laporan kemajuan pekerjaan (progress), cara penyelenggaraan penyerahan pekerjaan dan cara pembuatan time schedule.

Demikian sementara sedikit ulasan dari Rencana Kerja & syarat (RKS) pada proyek Konstruksi, untuk yang spesifikasi dan contoh-contohnya akan kami uraikan di lain sesion. Trima kasih atas perhatiannya.

Sabtu, 13 Maret 2010

BIDANG PEKERJAAN

BIDANG PEKERJAAN "BALIKPAPAN KONSTRUKSI" meliputi antara lain :
  1. Perencanaan ( Design Gambar & Pengawasan )
  2. Pengurusan Ijin Membuat Bangunan (IMB)
  3. Pembangunan Rumah Tinggal, RUKO, RUKAN, Gudang, Work Shop DLL
  4. Pancang Kayu Ulin & Mini Pile. untuk material Mini Pile nya akan segera di bangun Work Shop kami
  5. Pabrikasi Kusen, Daun Pintu & Daun Jendela
  6. Pabrikasi Teralis Besi
  7. Plafond Gypsum
  8. Konstruksi Tower BTS ( Pabrikasi, Erection, Mechanical, Electrical & Instalasi BTS)
MATERIAL SUPPLY kami adalah :
  1. Semen 3 Roda
  2. Pasir Putih
  3. Kayu Meranti berbagai Ukuran
  4. Batu koral & kerikil
  5. Besi (Betoneser) berbagai ukuran & bentuk
  6. Bata Merah
  7. Kayu Galam

PANCANG

PANCANG
kegiatan pancang kayu ulin

COR DAK

COR DAK
kegiatan pengecoran dak lantai bersama Balikpapan Ready Mix

COR MANUAL

COR MANUAL
kegiatan pengecoran dak lantai secara manual dan tarik material ke lantai atas

TOWER BTS

KEGIATAN

KEGIATAN
Pondasi Sloof Ruko KM.3 Blpp

KEGIATAN

KEGIATAN

KEGIATAN

RUN WAY BANDARA SEPINGGAN

RUN WAY BANDARA SEPINGGAN
Galian kabel, buat Taxy Way Sign Board

RUN WAY BANDARA SEPINGGAN

RUN WAY BANDARA SEPINGGAN
galian loder di malam hari, mengejar schedule karena berbenturan dgn schedule penerbangan